Cornelis, Camar Bulan dan Usulnya Mendirikan Pangkalan Militer

Cornelis, Camar Bulan, Jokowi, Pangkalan Militer Kalimantan, Kasus Camar Bulan

Cornelis (baju merah) bercakap-rahasia dengan Jokowi pada suatu ketika.
Cornelis (baju merah) bercakap-rahasia dengan Jokowi pada suatu ketika.

Cornelis adalah sosok pemimpin yang paham situasi kondisi wilayahnya. Sejak Gubernur Kalimantan Barat dua periode (2008-2018) ia telah usulkan dibangunnya segera Pangkalan Militer di Kalimantan. Kasus Camar Bulan yang menjadi titik perhatian dan kegelisahannya menyangkut keamanan wilayah perbatasan dengan Malaysia waktu itu, telah digulirkannya sebelum terbitnya keputusan tentang pemindahan ibu kota negara (IKN).
 

Hadirnya IKN di Kalimantan, tentu akan menimbulkan banyak masalah. Satu di antara yang rawan itu adalah soal keamanan dan kedaulatan wilayah NKRI. 

Untuk itu, mendesak dibangun pangkalan militer di Kalimantan, seiring wacana pemindahan ibunegara, dari Jakarta ke Kalimantan Timur.Bagus juga, selain warning, sekaligus untuk merawat ingatan. 

Ini yang dilakukan Cornelis, Gubernur Kalimantan Barat (2008-2018), Ia memandang bahwa di wilayah Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan Malaysia, senantiasa membuka celan kerawanan. Rawan bagi apa saja. Terutama di Camar Bulan,  satudari dua dusun di Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas yang wilayahnya berbatasan langsung dengan Malaysia. 

Pangkalan Militer di Kalbar
Ketika memantau keadaan di tapal perbatasan. Cornelis lalu laporkan kepada Menteri Pertahanan saat itu. Hasilnya mercu suar itu dicabut. Persoalan perbatasan memang tak lepas dari masalah kedaulatan dan keamanan negara. 

Camar Bulan hanya salah satu ancaman pencaplokan kawasan di perbatasan Kalimantan Barat. Sungguh tindakan berani! 

Kade barani, ame gali’—gali’. Kade gali’, ame barani-barani – Kalau berani, jangan takut-takut! Kalau takut, jangan berani-berani! –Cornelis. 

Cornelis, bahkan sudah merancang bahwa di daerah Paluh ada pangkalan militer, angkatan laut, angkatan udara, seperti yang dibuat Amerika di San Diego. Tak bisa diabaikan ancaman negara ini berat seperti isu yang saat ini santer terdengar, ancaman di Laut Cina Selatan. 

Pada tahun 2012 saat itu belum menjadi anggota DPR-RI, ia menghadap Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia (Menkopolhukam) untuk membicarakan persoalan Camar Bulan wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia. Saat itu, Cornelis mendapati bahwa Malaysia telah membangun mercu suar di wilayah Indonesia. Jika tidak ditindak maka dapat mengancam Indonesia. Baca: https://www.bordernews.id/2023/02/plbn-labang-indonesia-sebagai-patok.html

Sayang, saat itu yang hadir dalam rapat dari Kementerian hanya diwakili Sekjen (Sekretaris Jenderal).

Diutusnya Sekjen tentu membuatnya sangat kecewa. “Ini persoalan kedaulatan negara rasanya kok disepelekan. Tak patah arang, ia memutuskan untuk langsung membicarakan masalah ini dengan Presiden,” terangnya. 

Anggota DPR-RI Komisi II dari Dapil Kalimantan Barat yang terkenal dengan semboyannya, “Kade barani, ame gali’—gali’. Kade gali’, ame barani-barani” (Kalau berani, jangan takut-takut! Kalau takut, jangan berani-berani) ini patut untuk diteladan.

Pesona Pantai Camar bulan
Pesona Pantai Camar bulan. Sumber gambar: jadesta.kemenparekraf.go.id

 
Anak pensiunan polisi yang terkenal karena banyak membela kaum marjinal di masa hidupnya ini dikenal pribadi yang tegar dan berkemauan keras. Ia tidak (pernah) berputus asa. Senantiasa melakukan dan memperjuangkan apa yang dianggapnya baik bagi kemaslahatan orang banyak. Mengikuti hukum alam, seperti air. Ada saja jalan yang ia lalui, manakala jalannya terhalang cadas tebal.*

 

LihatTutupKomentar
Cancel