Kapten Kopi di Perbatasan Kaltara

"Beli Kapten!" demikian jika seseorang hendak membeli kopi di Kalimantan Utara, utamanya di wilayah Krayan, kecamatan Nunukan. Tak pelak lagi bahwa brand identik dengan barang. Seperti Honda yang oleh masyarakat identik dengan sepeda motor. Itulah kekuatan sebuah brand! 

Kapten.  

Ada dua makna, jika membuka kamus. Yang pertama, tidak relevan dalam konteks nama merek kopi produksi PT Santos Jaya Abadi. Yang bermarkas di Sepanjang – Sidoarjo, Jawa Timur ini. Menilik gambar di atas brand kopi “KAPTEN”. Agaknya, kapten di sini yang dimaksudkan adalah: nakhoda.

KAPTEN: merek khas kenikmatan kopi Kaltara yang tiada duanya.

Maka gambar kapten kapal pun nempel di kepala masyarakat perbatasan Krayan. Seseorang yang membawa kapal berlayar dari dermaga, dan tiba di dermaga tujuan. Ia juga terampil melihat dan membaca cuaca. Sekaligus mengetahui kedalaman air. Di samping piawai menerjang gelombang, menembus ombak dan badai, dan persisten di dalam memutar kemudi.

Kapten hanya satu. Ia orang yang mengepalai atau memimpin.

Kiranya, demikian filosofi brand kopi ini. Dan kopi dengan merek "kapten" memang memimpin di Kalimantan Utara.

Kapten hanya satu. Ia orang yang mengepalai atau memimpin. Kiranya, demikian filosofi brand kopi ini. Dan kopi dengan merek "kapten" memang memimpin di Kalimantan Utara.

Uniknya, kopi Kapten hanya ditemukan di Kalimantan Utara saja.

Pertama saya minum kopi ini, tahun 2015. Di Malinau, di rujab Dr. Yansen TP, Bupati Malinau, Kalimantan Utara. Setelah mengecapnya, saya rasa berbeda. Dalam hati bertanya-tanya, "Kopi apa ini?"

Di Bang Abak, kawasan perkebunan Yansen, saya baru melihat bungkusan kopi itu.  Sekilas, mirip Kapal Api. Tapi cita rasanya berbeda. Perisa. Agak pahit sedikit. Dugaan saya, ini kopi khusus. Mungkin kopinya ditanam di Kaltara, tapi diproduksi di Jawa Timur. Dijual dan didistribusikan hanya untuk kawasan Kalimantan Utara saja. Semacam anak cabang. Yang diproduksi khusus untuk suatu kawasan, dengan selera yang spesial juga. Pasti, sebelumnya, telah ada semacam studi mengenai selera dan perilaku konsumen.

Tahu bahwa saya penyuka kopi, tiap kali kembali pulang ke Batavia, Yansen memberi oleh-oleh kopi spesial ini.

Waktu ke Kaltara 12-24 April 2021 untuk sebuah kerja dalam rangka membangun mahakarya literasi, kami (saya, Pepih, dan Dodi) dioleh-olehi kopi Kapten oleh Yansen, Wakil Gubernur Kalimantan Utara.

Salah seorang pegiat sekaligus tokoh literasi di Kalimantan Utara dengan perawakan tinggi besar itu, memberi kami kopi. Namun, mungkin juga ada maksud simbol di baliknya. Agar kami, menjadi nakhoda. Yakni orang-orang yang selain menggiatkan, juga memandu dan menunjuk arah literasi. Terutama di provinsi termuda negeri ini. Agar akselerasi literasinya lekas melejit.

Dari Kaltara untuk (peradaban) bangsa. *)

LihatTutupKomentar
Cancel