Gaharu di Tapal Batas Borneo

Gaharu, Borneo,

Gaharu: salah satu kekayaan Sumber Daya Alam (Borneo).

Sudah gaharu cendana pula
Sudah tahu bertanya pula!

Peribahasa itu diambil dari khasanah gaharu. Gaharu itu ya cendana! Tanaman penghasil resin wangi tiada tara. Minyaknya multimanfaat. Karenanya, mahal harganya.

Agaknya, tidak semua pulau diberi Tuhan dengan kelimpahan gaharu. Borneo salah satunya. Nama pulau Kalimantan, pulau terbesar ke-dunia dengan luas  743.330 km² mungkin diciptakan Tuhan sembari tersenyum. Betapa tidak! Lihatlah kekayaan sumber daya alam (SDA)-nya yang luar biasa. Jika tidak dikuras dengan serakah untuk dibawa ke luar, maka penduduknya bisa hidup 7 x 7 keturunan. Nyatanya, kekayaan SDA Borneo dinikmati orang luar. 

Gaharu salah satu tanaman yang valuasinya tinggi. Memang hutan Kalimantan dikenal sebagai habitat tumbuh dan kembangnya gaharu atau yang dalam istilah ilmiahnya disebut “aquilaria malaccensis”. Dari tahun 1970-2000-an, banyak orang berburu gaharu di hutan Kalimantan.

Pagi itu cuaca muram. Udara dingin terasa. Maklum, hari baru saja menyingsingkan fajar di ufuk timur.

Sepagi itu, kami telah siap-siap ke hutan. Membawa perlengkapan: parang dan kapak. Kami empat orang. Termasuk ayahku, yang di usia 85 tahun, masih kuat menjinakkan lembah dan ngarai Borneo.

Lokasi kami, tepatnya hutan ayah saya seluas 50 hektar. Bukan tidak susah payah ayah mendapatkannya. Nyicil. Potong gaji saban bulan. Akhirnya, ia punya tanah dan hutan yang di kampungku termasuk "boleh-boleh".

Itu karena ayah punya visi ke depan. "Tanah tidak mungkin beranak pinak. Dari hari ke hari, harganya kian mahal," katanya.

Namun, agar tanah itu ada tanda punya dia, di batas ditanami aneka jenis pohon. Salah satunya, gaharu.

Baca https://www.bordernews.id/2023/04/adalah-cristina-eghenter-seorang-pegiat.html

Dahulu kala, gaharu di hutan Kalimantan tidak ada yang menanam. Tumbuh begitu saja secara alami sebagai kekayaan hutan Kalimantan yang khas. Siapa saja dahulu kala dapat mencari dan mengambil resin wangi dari pohon yang juga disebut “cendana” yang terbentuk secara kumulatif akibat proses infeksi fungi entah secara alami mentah secara buatan dengan cara dicacah batangnya atau disuntik.

Pohon gaharu ayah saya.

Menurut keterangan para pengrajin, banyak jenis dan gaharu di Kalimantan dengan jenis dan kualitas masing-masing. Yang digolongkan sebagai kualitas A adalah resin berwarna kehitaman. 

Ada juga bagian resin yang berwarna kuning kemerahan Yellow red)  namun dari sisi kualitas dianggap masih kurang dibandingkan dengan resin yang hitam. Tentang kualitas gaharu ini, telah ada Standar Nasional Indonesia (SNI)7631 tahun 2011.

Jangan salah sangka. Pohon gaharu yang besar bisa berdiameter 0,5 meter. Dengan tinggi 20 meter ini. Lihatlah! Ini salah stau penampakan pohon gaharu ayah saya, yang usianya lebih dari 40 tahun. 

Ditanam oleh ayah sejak saya masih duduk di SMP. Sering, waktu itu, saya diajak menemaninya. Sudah tentu, sembari menggerutu. Sebab belum tahu maksudnya. Soalnya, masa akil balig, kan kita maunya ada banyak waktu untuk main-main. Filosofi dan ajaran ayah, baru saya mengerti kemudian.*)

LihatTutupKomentar
Cancel