Inzaghi: Belajar Menunggu Bola

Inzaghi , posisi tembak, peluang, timing

Boundary adalah batas. Dalam konteks kanal berita dan informasi kita ini, boundary berarti: batas antar-3 negara: Malindo (Malaysia dan Indonesia) plus Brunei Darussalam. 

Boundary itu statis. Diam saja. Ia ditandai dengan garis. Demarkasi. Lewat batas ada sanksinya. Ada pula aturan mainnya.

Demikian dalam hal sepakbola. Kita melihat ada garis di tengah. Garis di depan gawang. Semua punya makna.

Namun, seorang penyerang murni asal Italia bernama  Inzaghi lain sendiri. Ia suka masuk. Melanggar batas. Off side. Sebab ia mafhum bahwa di sanalah ia menemukan sudut tembak. 
Baca Tentang Politik Kekuasaan Machiavelli

Ada pepatah, "Jangan menunggu bola, tetapi jemputlah bola!"

Artinya, jangan menunggu datang peluang. Tapi kejar! Ciptalah peluang itu (agar) datang.

Faktanya peluang juga bisa datang. Ia punya timing yang tepat. Ada konteksnya. 

Aneh-aneh saja itu orang. Idolanya pesebakbola yang posisinya selalu off side. Gak salah? 

Menurut saya, "jangan tunggu bola" ada benarnya untuk saat dan konteks tertentu. Namun, jika arah bola ke posisi kita, maka tunggulah bola itu. Malah, seperti posisi biasanya Inzaghi: Off side-lah! Kitalah yang menunggu bola. 

Pepatah petitih "konyol" ini benar adanya dalam dunia bisnis. Kadang, tepat pula dalam dunia lain. Namun, sedikit kurang tepat penerapannya dalam hal tertentu yang kurang tepat.
Baca artikel terkait Firenze, Terkenang Machiavelli

Waktu kerja kantoran dengan orang, hingga jenjang manager, saya selalu bilang pada anak buah: jangan nunggu bola, jemputlah bola itu! Kita yang membuka, dan membuat peluang --> saya mencipta istilah PELUANG ini dari bentukan dua kata PELUH + Uang. Peluh harus berakhir/ berhasil jadi: uang, baru worksmart.

Kerja keras (workhard) itu baik. Namun, jauh lebih baik lagi kerja cerdas (worksmart). Bukan bermaksud berleha-leha. Namun, agar waktu dan tenaga yang tidak harus keluar untuk satu pekerjaan, bisa untuk pekerjaan yang lain. Dengan demikian, kita menjadi orang yang produktif. Yang cara pikir dan kerjanya sangkil dan mangkus.

Kini, setelah jadi seorang entreprenur, saya menemukan istilah yang jauh melampaui "jangan tunggu bola", yaki: off side-lah!

Seperti apa penjelasannya? Berikut ilustrasinya:
Adalah stiker murni idola, sepanjang masa, sebenarnya pemain AC Milan.
Namanya: Filippo Inzaghi alias Pippo
di kompetisi klub Eropa, ia melesakkan 70 gol. Cukup jauh,  terpaut 7 dari Raul.
yang unik: ia selalu ada pada POSISI TEMBAK/eksekusi. 100 kali offside, 20 kali tidak, atau tidak terlihat wasit. Tapi dari 20% peluang yang didapat pemain bernomor punggung 9 itu SEMUA berbuah gol!
Baca Mengenal "Sesat Pikir" De Sophisticis Elenchis yang Kerap digunakan dalam Retorika Politik

Hikmah: Jangan pernah tinggalkan posisi tembak, selalu tunggu waktu yang tepat! Manfaatkan senantiasa peluang yang ada, meski secelah sekalipun! Jangan jemput bola!

Off-sidelah, mendahului bola!

LihatTutupKomentar
Cancel