Dewi Liana, Miss World Malaysia Berdarah Dayak

Dewi Liana, Miss World Malaysia 2014, Bidayuh, Putri Santubong


Dewi Liana: Perempuan Bidayuh.

Dari semula dunia maya. Saya berkenalan. Dan bertemu langsung dengan Dewi Liana. Ia perempuan Dayak Bidayuh, Miss World Malaysia.

Pertemuan dalam rangka Kongres I Internasional Kebudayaan Dayak di Bengkayang, Kalimantan Barat, Juni 2017. Dewi narasumber ketika itu. Sekaligus, padanya melekat paket: menyanyi.

Hal yang mengagumkan adalah bahwa, meski pesohor, putri kombinasi ayah Indonesia dan ibunda Dayak Bidayuh Malaysia ini tetap sederhana. Ia ramah pada sesiapa saja. Selain Miss World Malaysia 2014, ia juga Putri Santubong.

Liana aktris utama dalam DRAMA MUZIKAL PUTRI SANTUBONG secara LIVE di Kampung Budaya Sarawak.  Yang digelar sejak 1 Desember 2021, Dewi Liana ada di sana. Sebagai pemain utama.

Pesohor Miss World Malaysia 2014. Nama yang tak asing lagi, terutama bagi saudara-saudaranya di Kalimantan Barat. Dara dari suku Dayak Bidayuh ini kerap bermuhibah ke sesama saudaranya, terutama ke Pontianak dan Bengkayang.

Wanita tinggi semampai, dengan kaki jenjang bagai padi bunting ini, dilahirkan 7 September 1989 di Kuching. Ia dara kombinasi dua etnis: ayah berdarah Indonesia. Sedangkan ibu Dayak Bidayuh, Sarawak, Malaysia. Jadilah ia dara kombinasi dua etnis. Sehingga menurunkan semua yang terbaik.

Dewi Liana: Putri Santubong

Siapa Dayak Bidayuh?

Dayak Bidayuh, yang juga dikenal sebagai Land Dayak, adalah salah satu subsuku bangsa Dayak yang cukup banyak populasinya. Ditengarai jumlahnya tidak kurang dari 600.000 jiwa. Di Malaysia, terbanyak bermukim di Samarahan, Serian, dan Kuching dengan populasi sekitar 200.000.

Sementara di Indonesia, terkonsentrasi di kabupaten Sanggau, Bengkayang, dan sebagiannya menyebar di wilayah Sekadau, Ketapang dan Sambas.

Si empunya badan dengan tinggi 180 cm dan bobot 66 kg ini tercatat senang belajar dan mengasah keterampilan di bidang seni, utamanya seni suara. Ia studi di Aswara, mengambil spesialisasi bidang vokal klasik. Namun, sebelum lulus pun, ia telah memetik buah dari keahlian dan keterampilannya.

Makan sehidangan dengan Dewi Liana suatu waktu di Bengkayang, 2017.


Meski pesohor, dan luas pergaulannya hingga mancanegara, Liana tetap ugahari. Di balik anggun dan cantiknya ia tetaplah seorang perempuan berdarah Dayak. Murah senyum. Ramah pada siapa saja, terutama pada ibu-ibu, nenek-nenek, sesama perempuan.

Ia tak segan-segan memberi dan berbagi kepada sesama perempuan Dayak keterampilan, apa saja. Seperti di Bengkayang. Ia berbagi pengalaman bagaimana bersaing di dunia antar-bangsa, dalam hal fashion, seni, tari, musik, dan kuliner tanpa kehilangan jati-diri sebagai Dayak.

LihatTutupKomentar
Cancel