Malindo (Malaysia Indonesia) sebagai Bagian Warga Dunia

Malindo, A Hologram for the King, teknologi, komunikasi, dan masyarakat saat ini, hologram
A Hologram For The King: Happening Today
  • Salah satu adegan dalam film A Hologram for the King.
Bagaimana masyarakat akan berkomunikasi dan berinteraksi di masa depan? Terutama di era serba-digital. Bersamaan dengan lajunya  teknologi komunikasi?

Prinsip dasar yang dinyatakan oleh McLuhan sangat relevan dalam menjelaskan bagaimana teknologi media dari masa lalu, sekarang, dan masa depan adalah "perluasan dari kapasitas manusia." Alat dan benda adalah perluasan dari keterampilan manual; komputer adalah perluasan dari kapasitas otak manusia (Murphie dan Potts, 2003: 13).

Buku ini membahas lebih lanjut isu-isu ini dengan sudut pandang yang lebih mendalam. Termasuk cara teknologi telah menyatu dengan budaya manusia, bagaimana memengaruhi interaksi sosial, pembentukan identitas individu, dan berbagai aspek lain dari kehidupan kita. 

Penulis juga menguraikan berbagai pandangan dan argumen tentang dampak teknologi terhadap budaya, baik positif maupun negatif. Buku ini mencoba membantu pembaca memahami kompleksitas hubungan antara teknologi dan budaya dan mungkin menantang pembaca untuk merenungkan bagaimana kita harus mengatasi perubahan-perubahan ini.

Menurut McLuhan, dunia saat ini, termasuk masa depan, dapat dianggap sebagai "kampung besar." Dengan "kampung besar," kita merujuk pada realitas yang tidak memiliki batasan spasial dan temporal, di mana manusia dapat berkomunikasi dan berinteraksi tanpa hambatan ruang dan waktu. Teknologi komunikasi telah berhasil mengatasi kendala ini, dan salah satu teknologi yang diyakini mampu mengatasi pembatasan ruang-waktu dalam komunikasi dan interaksi adalah teknologi hologram.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, meramalkan masa depan memerlukan pemahaman masa lalu dan kondisi saat ini. Saat ini, kita berada dalam era digital di mana dunia telah menjadi terbuka tanpa batasan. Informasi dan peristiwa di seluruh dunia dapat diakses dengan cepat dan tanpa hambatan ruang dan waktu.

Teknologi komunikasi, seperti yang dijelaskan oleh McLuhan sebagai perpanjangan kapasitas manusia, adalah salah satu contoh nyata. Sebagai contoh, kita mungkin tidak bisa secara fisik berada di Mesir, tetapi kita dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan penduduk Mesir untuk mendapatkan informasi terbaru tentang negara tersebut. Begitu pula, penduduk Mesir yang ingin berkomunikasi dengan orang Indonesia mengenai perkembangan situasi terbaru di Indonesia dapat dengan mudah mendapatkan informasi melalui media teknologi, seperti media digital.

Inilah esensi dari konsep "kampung besar," di mana peristiwa atau informasi apa pun dapat dengan mudah diakses dan disebarluaskan, mirip dengan zaman kampung-kampung tradisional.

Pada masa lalu, dan bahkan di beberapa tempat saat ini, kampung adalah lingkungan yang transparan. Semua orang tahu apa yang terjadi di kampung tersebut. Konsep ini digunakan sebagai analogi untuk menggambarkan bahwa dalam era digital ini, dunia yang luas telah dipersempit oleh teknologi. Teknologi telah menjadi perpanjangan manusia, sehingga dunia yang luas ini telah menjadi seperti "kampung besar."

Perubahan dari kampung kecil menjadi "kampung besar" memiliki beberapa aspek penting.

Pertama, pola komunikasi telah berubah. Di kampung kecil, interaksi dilakukan secara langsung, sedangkan di "kampung besar," komunikasi dan interaksi dilakukan melalui media digital. Jarak dan waktu bukan lagi hambatan dalam berkomunikasi di "kampung besar."

Kedua, perkembangan teknologi komunikasi memungkinkan individu untuk berkomunikasi kapan saja dan di mana saja. Waktu dan tempat tidak lagi menjadi kendala seperti dalam komunikasi di kampung kecil yang tradisional, di mana komunikasi hanya dapat dilakukan secara langsung.

Ketiga, perubahan ini juga memengaruhi budaya masyarakat. McLuhan telah dengan jelas menyatakan bahwa "media menentukan budaya masyarakat." Dalam konteks "kampung besar," McLuhan melihat bahwa di masa depan, media elektronik akan menggabungkan masyarakat secara sosial, politik, dan budaya (Baran dan Davis, 2009). Media elektronik berbasis digital telah menghubungkan seluruh masyarakat global.

Dengan demikian, teknologi telah mengubah budaya masyarakat dari yang dulunya berinteraksi dengan penduduk kampung kecil menjadi berinteraksi dengan siapa pun di seluruh dunia tanpa terbatas oleh ruang dan waktu.

Berdasarkan teknologi, komunikasi, dan masyarakat saat ini, kita dapat meramalkan seperti apa masyarakat masa depan yang disebut sebagai "world future society."

World future society antara Dayak Iban di Malaysia dan Indonesia sudah sangat terjadi.Pada Iban Summit II, 24-25 Maret 2023 di Tapang Sambas, Kabupate Sekadau, Kalimantan Barat. Iban telah pun semakin mengokohkan diri sebagai satu asal, dan satu etnisitas.

Sebuah film futuristik seperti "A Hologram for the King" telah membayangkan bagaimana teknologi, pola komunikasi, dan masyarakat di masa depan dapat terlihat. Dalam film tersebut, teknologi hologram memungkinkan komunikasi dalam "hic et nunc" (di sini dan sekarang), tanpa terbatas oleh waktu dan tempat. Dengan teknologi hologram ini, individu di masa depan dapat "hadir" secara virtual di berbagai tempat dan waktu.

Film ini menggambarkan bagaimana keluarga di masa depan masih dapat berkomunikasi meskipun terpisah oleh jarak dan waktu. Seorang nenek dapat menghadiri pernikahan cucunya di Paris, meskipun berada di Jepang. Seorang ayah dapat berkomunikasi dengan anggota keluarganya sambil bermain golf dengan rekan bisnisnya, meskipun sedang dalam perjalanan. Dengan teknologi hologram, siapa pun dapat berkomunikasi tanpa terbatas oleh ruang dan waktu.

Masyarakat di masa depan menjadi masyarakat virtual yang diubah oleh teknologi, baik dalam cara berkomunikasi maupun dalam budaya, politik, dan ekonomi.

Dalam film ini, bahkan metode belanja mengalami perubahan. Alat dapat mendeteksi apakah isi dalam kulkas telah habis atau belum, dan pesanan dapat dibuat berdasarkan informasi tersebut, yang kemudian pesanannya tiba di rumah dalam waktu singkat.

Film futuristik ini menggambarkan konsep McLuhan bahwa teknologi adalah perpanjangan dari manusia.

Relasi dan korelasi Malindo masa datang
Bagaimana masyakarat perbatasan Malaysia-Indonesia di era hologram masa datang? 
Baca Perbatasan Malindo: Kerja Sama Kemanusiaan Untuk Kesejahteraan Bersama

Teknologi hologram mungkin memengaruhi perbatasan dan interaksi antara dua negara di masa depan.

  • Keamanan Perbatasan: Teknologi hologram mungkin digunakan untuk meningkatkan keamanan perbatasan. Misalnya, hologram dapat digunakan untuk memonitor pergerakan orang dan barang di perbatasan dengan cara yang lebih efisien dan akurat daripada metode tradisional. Ini dapat membantu mengurangi risiko penyelundupan dan perlintasan ilegal.
  • Pemeriksaan dan Identifikasi: Hologram mungkin juga digunakan untuk proses pemeriksaan dan identifikasi di perbatasan. Ini dapat mencakup penggunaan hologram untuk mengidentifikasi individu, kendaraan, atau kargo yang melewati perbatasan. Ini dapat membantu memastikan bahwa orang dan barang yang melintas adalah yang seharusnya dan meminimalkan pelanggaran.
  • Pertukaran Informasi: Teknologi hologram dapat digunakan untuk memfasilitasi pertukaran informasi antara pihak berwenang di kedua sisi perbatasan. Misalnya, pejabat dari Malaysia dan Indonesia dapat menggunakan hologram untuk berkomunikasi secara langsung dan berkolaborasi dalam mengatasi masalah perbatasan atau krisis yang mungkin terjadi.
  • Pariwisata dan Diplomasi: Selain aspek keamanan, teknologi hologram juga dapat digunakan untuk tujuan diplomatik dan pariwisata. Masyarakat di kedua sisi perbatasan dapat mengadakan pertemuan virtual atau acara budaya dengan bantuan hologram, yang dapat memperkuat hubungan antara negara-negara tersebut.
  • Konektivitas Antarwilayah: Teknologi hologram dapat membantu memfasilitasi komunikasi dan kolaborasi antara wilayah-wilayah yang berada di dekat perbatasan, terlepas dari jarak fisik. Ini dapat meningkatkan pertukaran budaya, perdagangan, dan kerja sama regional.

Penting untuk diingat bahwa penggunaan teknologi hologram di perbatasan akan melibatkan banyak pertimbangan teknis, hukum, dan keamanan. 

Selain itu, implementasi teknologi semacam itu akan memerlukan kerja sama antara Malaysia dan Indonesia serta persetujuan bersama terkait penggunaannya. Teknologi selalu berkembang, dan dampaknya di masa depan akan sangat bergantung pada bagaimana teknologi ini dikembangkan dan diimplementasikan.

Sebenarnya, saat ini pun kolaborasi --pertukaran saling menguntungkan dan menguatkan-- antara Dayak Iban di Malaysia dan Indonesia sudah sangat intens.

Pada Iban Summit II, 24-25 Maret 2023 di Tapang Sambas, Kabupate Sekadau, Kalimantan Barat. Iban telah pun semakin mengokohkan diri sebagai satu asal, dan satu etnisitas.

Hal itu tercermin dalam Hasil Deklarasi Iban Summit II. 

Selain itu, kerja saa di bidang pelayanan kesehatan antara penduduk kedua negara sangat intens. Pelayanan kesehatan di Malaysia sangat cepat, hemat, serta tepat dalam hal diagnosis dan treatment (penanganan).

Di rumahsakit di Kuching, penduduk perabatasan merasa nyaman dan aman. Terutama pada prosedur medis yang dilakukan oleh dokter atau tenaga medis untuk mengatasi atau merawat suatu kondisi medis atau penyakit pada seorang pasien. Treatment mencakup berbagai jenis intervensi, mulai dari pemberian obat-obatan, terapi fisik, prosedur bedah, hingga terapi yang lebih khusus seperti terapi radiasi atau terapi genetik. Tim medis Malaysia, dalam hal ini, diakui profesional selain cepat beritindak.
Baca Perbatasan Malindo: Kerja Sama Kemanusiaan Untuk Kesejahteraan Bersama

Inilah ujud nyata dari "World future society" antara penduduk perbatasan Malaysia dan Indonesia. Malaysia - Indonesia bukan lagi dua, melainkan satu. *)

LihatTutupKomentar
Cancel