Gram di Laut, Garam di Gunung Hanya di Krayan
![]() |
Produksi garam Krayan dalam kemasan: keunggulan lokal. |
Garam adalah bahan penting dalam kehidupan manusia. Selama ini, kita umumnya mengaitkan garam dengan laut, karena proses paling umum untuk menghasilkan garam adalah dengan menguapkan air laut.
Namun, adanya peribahasa "Asam di gunung, garam di laut, bertemu di belanga" menunjukkan bahwa konsep garam tidak hanya terbatas pada laut.
Peribahasa tersebut mencerminkan kehidupan dengan pesan bahwa segala sesuatu, bagaimana pun berbedanya asalnya, dapat saling berpadu dan berkontribusi di satu titik tertentu. Ini adalah pandangan filosofis yang memiliki implikasi dalam berbagai aspek kehidupan. Termasuk dalam penemuan-penemuan unik seperti Garam Krayan.
Di Krayan, Kabupaten Nunukan, peribahasa "Asam di gunung, garam di laut, bertemu di Krayan". Fakta ii mengubah pandangan kita tentang sumber garam. Garam gunung Krayan menawarkan alternatif baru yang menarik dan mengubah cara kita memandang garam.
Proses ekstraksi dan produksi garam dari sumber sumur di dataran tinggi Borneo ini memberikan pemahaman bahwa garam tidak hanya berasal dari laut, melainkan juga bisa ditemukan di pegunungan.
Menghidupkan Warna dan Rasa
Garam Krayan memiliki keunikan tersendiri. Aroma dan rasa yang dihasilkan dari garam gunung ini memberikan sentuhan khas pada makanan yang digarami dengan produk ini. Citarasanya berbeda dari garam konvensional yang biasa kita temukan di pasaran. Aroma yang lembut dan rasa yang seimbang menjadi ciri khas yang membedakan Garam Krayan dari garam-garam lainnya.
Ketika Garam Krayan digunakan untuk mengawetkan atau memasak sayuran, efeknya menciptakan perubahan yang mencolok. Sayur mayur yang digarami dengan Garam Krayan tidak hanya mempertahankan warna hijaunya yang alami, tetapi juga rasa segar yang lebih tahan lama. Ini menciptakan pengalaman kuliner yang lebih memuaskan dan menambahkan nilai gizi yang berkelanjutan.
Proses ekstraksi dan produksi garam dari sumber sumur di dataran tinggi Borneo ini memberikan pemahaman baru. Bahwa garam tidak hanya berasal dari laut, melainkan juga bisa ditemukan di pegunungan.
Garam Krayan dan peribahasa yang berkaitan membuka jendela pada kreativitas manusia dalam mengolah sumber daya alam. Kita dapat belajar bahwa paradigma tradisional dapat diubah dengan inovasi dan eksperimen yang bijaksana.
Sumber garam yang tidak konvensional ini mengingatkan kita bahwa kekayaan alam masih menyimpan misteri yang menanti untuk diungkapkan, dan manusia memiliki peran penting dalam menggali potensinya.
Kkita dapat melihat bagaimana ide-ide ini saling berhubungan dan mengilustrasikan betapa pentingnya berpikir di luar kotak untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan unik.
Dari peribahasa hingga penemuan Garam Krayan, semuanya memberikan pesan tentang keragaman sumber daya alam dan potensi kreativitas manusia dalam memanfaatkannya.*)