Sistem (Ilmu) Pengetahuan Manusia Dayak
pengetahuan, sistem pengetahuan manusia Dayak, Dayak, tacit knowledge
Kini kita masuk ke ranah epistemologi, yang lebih abstrak dan lebih sulit. Ditengarai, belum ada satu kajian ilmiah pun terkait topik ini, sehingga perlu keberanian untuk melakukan sebuah studi awal.
Kita gunakan paradigma Tacit dan Explicit Knowledge di mana sebenarnya Pengetahuan Tacit itu 95% telah tertanam dalam "university of life", sedangkan 5% sisanya kajian2 ilmiah bersifat saintifik.
Tentu saja, topik diskusi ini cukup berat. Namun, orang-orang Valentinus Saeng, Ph.D., Prof. Kumpiady Widen, Dr. Wilson, Dr. Patricia Ganing, Dr. Kristianus Atok, Namsi, Ph.D., Dr. Yansen TP, Dr. Marco Mahin, Alue Dohong Ph.D., Tiwi Etika, Ph.D.,dan Dr. Setia Budi, Munaldus, M.A., Dr. Masiun, Prof. Neilson, dan lain-lain sudi turut urun rembug dalam bangun paradigma saya ini.
Sebagai pendasaran bangun-paradigma, ada baiknya kita ambil dari karya Popper "Conjectures and Refutations" di mana di situ ditegaskan ada jalan dialektika kebenaran (ilmu) yaitu: perubahan kriteria kebenaran dan keberanian untuk menambah pendapat baru --meskipun intuitif).
Topik kajian berikutnya yang menunggu kawan-kawan peneliti
- Hati Nurani (conscientia/ geweten/conscience) menurut alam pikiran Dayak.
- Etika Dayak
Mungkin para Doktor/ Profesor bisa membimbing/ menawarkan topik tersebut kepada mahasiswa (S-2/S-3) tentunya menjadi tesis/ disertasi. Kita akan semakin diperkaya dan semakin memahami diri (gnothi seauton).
Kita dipantik oleh pernyataan Mendikbud Makarim bahwa zaman now yang penting kompetensi bukan (lagi) mengandalkan gelar. Padahal, justru nenek moyang Dayak dahulu telah mempraktikkannya. Mereka kompeten (cakap) di bidang pertanian, perburuan, peperangan (ngayau), upacara/ seni budaya, arsitektur (mendirikan bangunan - kecerdasan spasial), lingkungan (kecerdasan natural) serta keterampilan mengenai siklus kultivasi (pertanian) padi. Artefak-artefak/ situs-situsnya ada, tinggal proses penggalian, penelitian, penulisan, dan publikasinya.
Sebenarnya, pernyataan Mendikbud lebih kepada: Tacit Knowledge itu! Dan itu telah dipraktikkan manusia Dayak sejak zaman semula jadi.(*)